27 Januari 2008

Berbincang dengan Prof. Dr. Kusmayanto Kadiman

BAGAI mendapat durian runtuh. Sebuah perasaan dan pengalaman yang sulit terlukiskan oleh dua siswa SMA Al Muttaqin, Ilham Azmy dan Ihsan Budi Rachman yang beberapa waktu lalu diundang oleh ITB pada acara peresmian Faculty House FMIPA ITB dan Museum Astronomi Indonesia.

Bukan hanya dikarenakan menjadi salah satu dari 5 SMA di Indonesia yang diundang, namun mereka bersua, bahkan berbicang dan berdiskusi dengan beberapa tokoh Indonesia. Pak Menristek (Menteri Riset dan Terknologi), Prof. Dr. Kusmayanto Kadiman pun ambil bagian dalam acara ini.

Perasaan segan dan grogi sempat menghinggapi perasaan dua utusan SMA Al Muttaqin ini ketika bersua dengan Pak Menteri. Bayangan Pak Menteri yang protokoler dan kerapkali digawangi oleh ajudan-ajudannya, lepas seketika manakala dengan penuh keakraban dan kebapakan Pak Menteri menyapa, seperti ayah ke anaknya. Banyak hal yang bisa terjadi. Di awal perjumpaan, Pak Menteri malah menyapa duluan anak SMA yang ada di forum itu. Selevel menteri begitu akrab dan humoris. Nuansa inteleknya begitu kelihatan dan tidak kaku. Berpikir luas dan mendalam begitu terasa.

“O, ya Ini ade dari mana?... O... Ti Tasik. Kumaha damang? Ke... Ke... SMA Al Muttaqin palih manaeun masjid Agung...? ... Tebih teu ti jalan ageung? ... Atuh eta mah abdi oge uninga,... understand mister?” Sapa Pak Menteri sambil melirik Wakil Dubes Belanda untuk Indonesia .
Pernah suatu ketika, di sela-sela antri makan, “Ayo, De, bawakan piring makannya buat saya. Jangan mau kalah. Anak muda harus banyak ide. Tunjukkan kita bisa dan mampu. Lihat tuh, di sebelah sana banyak piring kecil. Ambil ya buat saya...” Rentetan kalimat yang terlontar dari Pak Menristek kepada Ilhan dan Ihsan. Kebetulan Ilham, Ihsan, dan Pak Menristek berdekatan. Di samping Pak menteri dan Ihsan Ilham terdapat Atase Kebudayaan Kedubes Malaysia untuk Indonesia mendampingi astronot yang baru saja mendarat di bumi.

***

Begitu asyiknya berbincang dengan Pak Menteri. Selain banyak memberi wawasan yang luas dan berlatar belakang sains exact, ternyata beliau mampu dengan gambling soal budaya. Tentang pakaian, misalnya. Beliau begitu filosofis memaknai baju yang beliau gunakan. “Lihat nih baju saya, coba tebak apa maknanya? Tidak sembarang nih...” ujar Pak Kusmayanto yang mantan Rektor ITB ini bertanya.

“Ini baju sesuai nuansa acara saat ini. Penuh dengan nuansa astronomi. Lihat khan, banyak bintang-bintangnya. Ini saya pesan khusus,” cerita Pak Menteri. Saat berbincang dengan Pak Menteri, sang kuli tinta, yang lebih professional dari kami, langsung mengerubuti dengan luncuran pertanyaan-pertanyaan yang belum Ilham dan Ihsan mengerti.

Banyak wartawan bertanya teknologi dikaitkan dengan nuansa poloitik global. Seperti tentang strategi nuklir untuk keamanan Negara, global warming yang penuh nuansa kapitalis, hingga strategi keilmuan masa depan yang berlaku di pasar global bagi eksistensi bangsa Indonesia . Memperhatikan pertanyaan sambil ikut nimbrung membuat insane Al Muttaqin ini terkesima. Ternyata, seorang saintis mesti tahu juga aspek politisnya. Seperti Malaysia , mengapa bisa ke angkasa? Sebab Malaysia berbismnis kapal Sukoi dengan Rusia dan akhirnya mereka ada MoU untuk sama-sama terbang ke angkasa.

Siap Dukung ASC 4

Sebuah hal paling menarik dalam pembicaraan kami, yakni membahas tentang kegiatan SMA Al Muttaqin. Acara Al Muttaqin Science Challenge (ASC) 4. “Apa itu ASC..?” Tanya Pak Kusmayanto .
“Ya... Kalau gitu bcoba aja ke Pak Mendiknas. Itu lebih pas. Tapi, bagus juga acaranya. Boleh juga tuh lombanya. Kalau lomba roket, ya cocoonya dengan LAPAN. Pasti kami siap dukung. Nanti hubungi saja Pak Bambang ya.” Kaya Pak Kusmayanto.
Pak Bambang pun akhirnya mengham[iti kami. “Nanti hubungi saya aja di Kantor Menristek. Ini nomor telepon saya,” kata Pak Bambang, Deputi Menristek.

Acara bersama Pak Menteri diakhiri dengan makan bersama dan penanaman pohon. Yang lebih menarik lagi, Pak Menristek ini juga pandai berfilosofis tentang sebuah pohon. Tak hanya filosofis dalam bahasa Indonesia , tetapi juga dalam bahasa Jawa dan Sunda. Termasuk bahasa ilmiahnya sebuah pohon.

“O, ya... Ini pohon kepel. Ada yang tahu maknanya? Coba apa..?” Tanya Pak Menteri dengan komunikatifnya sambil menjelaskan lebih lanjut tentang arti kepel dalam bahasa Jawa dan Sunda. Untuk lebih memuaskan pengetahuannya, beliau pun memanggil Profesor Biologi IT. “Gimana nih Pak menurut Ilmu Biologio pohon ini?” Tanya Pak Menteri.

Mendelegasikan 2 orang siswa SMA Al Muttaqin ini bukanlah suatu hal yang mudah. Selain terasa mendadak, sekolah juga menyaring terlebih dahulu siswa yang memiliki nilai fisika paling gede. Maka, dipilih Ihsan dan Ilham. Ditambah, nilai akhir semesterannya pun mempublikasikan posting memuaskan. Salah satu oleh-oleh yang teraup dari perjalanan kami, salah satunya, ada resep sukses studi dari Presiden Mahasiswa Farmasi se-dunia, cerita unik astronot Malaysia, kiat menguasai IPTEK, dan banyak lagi, termasuk Rekomendasi Pak Menristek untuk mendukung ASC 4 mendatang. Semoga pengalaman ini menjadi titik awal menuju Indonesia yang cerdas dan berprestasi!

Laporan : Ilham Azmy, Ihsan Budi Rachman,
S. A. Deliabilda (Q Smart)

21 Januari 2008

Krisis Energi

KETIKA masalah krisis energi mencuat ke permukaan, siapa yang kalang kabut? Sejatinya energi adalah vital bagi masyarakat tentu penjamin pembangunan nasional. Maka krisis energi adalah masalah utama masyarakat dewasa ini. Mencari energi alternatif tentu solusi jitu dalam penanggulangan krisis energi. Tak pelak semua ini karena penurunan elastisistas energi dari 1,84 (tahun 2006) menjadi kurang dari 1 (tahun 2025). Ditambah sumberdaya energi fosil ketersediannya terbatas. Menurut para ahli eksploitasi sumberdaya minyak bumi secara terus-menerus akan menguras cadangan minyak bumi dalam kurun waktu 20 tahun kedepan sedangkan gas alam akan habis dalam waktu 50 tahun ke depan.

Siapa yang tak butuh bahan bakar minyak yang berasal dari sumber energi fosil? Semua orang pasti membutuhkan bukan? Maka selayaknya kita harus menghindar dari ketergantungan tersebut dengan mencari energi alternatif terbarukan yang ramah lingkungan. Dampak dari krisis energi akan menjalar ke berbagai sektor, baik itu sektor industri, transportasi, dan ujung-ujungnya berdampak pada pembangunan nasional.

Indonesia sudah menjadi negara net impor minyak, kalau udah gini siapa yang susah? Makannya penghematan energi perlu terus kita lakukan. Kamu yang hobi motor-motoran tanpa arah hendaknya dikurangi. Siapa tak kenal barudak Buah Batu Corps (BBC) di Bandung? Kelompok anak muda ini disegani bahkan ditakuti masyarakat Bandung era 1960 hingga 1980-an, Senin (17/12) lalu telah menampilkan wajah barunya. Sebagai kelompok yang peduli pada isu krisis energi ini dengan menggelar Lomba IPTEK se-Jabar antar SMA-SMK. Mereka patut kita acungi jempol dan sebagai generasi muda hendaknya kita tiru.

Sobat kita tengok potensi energi terbarukan dari Indonesia negara agraris yang sangat kaya akan energi biomassa. Bio etanol dengan bahan dasar singkong, tebu, nipah, sekam padi, bio gas sebagai bahan dasar sampah rumah tangga, ampas tebu, ampas sawit. Masih banyak potensi apabila kita gali, dan sejatinya manusia menjaga amanah sebagai pemimpin di bumi yang arif terhadap alam.

Fitranty Adirestuty
XII IPS 1 SMAN 1 Ciamis

Ngebreak Bareng Chordova

GUYz, tau dumz yang namanya “break-dance” ?! yupz..sama aze kaya dance-dance gituu. Cuma rata-rata cowo yang pada nge-dance disini. Hari gini udah rada sepi kalle yee soal break. Secara gitu sekarang kebanyakannya pada Rock n' Roll. Sedangkan break inikan alirannya hip-hop yg gitu-gitu. Kaya yang atu ini nic.. “CHORDOVA BREA’IN”.

You know? Chordova ini artinya tarian berirama, katanya sic dari bahasa latin. Chordova yang biasa disingkat chord ini lahir tanggal 3 maret’04. berarti umurnya dah 3 taun. Pertama neeh yang ngebentuk anak-anak breaker ini tuc dari anak-anak SMP.Negeri.3 TSM. ‘n diketuai ama Aana alias Yohan yang sekarang jadi murid di SMANDA TSM. Dulunya mereka sering ganti-ganti pemain gitu. Hm..Qra-Qra 3 kalianlah. Tapi sekarang sic udah ada yang tetapnya. Chord ini dibagi 2 team. Ada team A dan team B. kalau team A anggotanya Yohan alias Aang (SMANDA), Paksi alias Aciew (SMANDA), Marco alias Aco (SMANDA), Hery alias Buex (baru lulus dari SMA 1 Sindangkasih), Olive (), Riki (SMP 3 TSM), Dimas (SMA N 4 TSM) da Apriandi alias KUpei (SATAS). Team B – nya lumayan banyak dan salah satunya Rezky alias eky (SMANDA) dan Nabil (SATAS).

Bukan cuma ketua, chord zuga ada istilah kapten dan yang biasa jadi kapten tuc seringnya Hery. Kapten neeh tugasnya ngatur buat perform kalau chord ada acara. Untuk saat ini emang anggotanya cowok smua. Tapi ga menutup kemungkinan buat cewe-cewe yang mau gabung ama chord. Chordova ini punya manager lho, yang sekarang baru lulus dari SMANDA. She is Ervi. Dulunya sic, manager chord yang biasa dipanggil Vivi ini pernah jadi manager dari salah satu kelompok Breaker diTasik. Dia juga pernah jadi B’girlz tasik lho. Vivi ini manager chord yang ke-4, soalnya manager chord yang sebelum-sebelumnya tuc udah pada punya kegiatannya masing-masing. Tugas manager disini udah jelas nyari Job, terus ngurusin alias ngasuh anak-anak chord kalau lagi latihan. Sebenernya ini tugas ketua buat ngarahin anggotannya. But, dikarenakan ketuanya rada-rada….yaa gitulah and kerjaannya tuc katanya nyari cewe mulu. So, kadang-kadang ini tugas dipegang juga ama manager. Kacian tuc manager. “tapi, walopun gitu Qta udah nyaman and kebiasa ma dia. Gini-gini Aang Sebenernya berwibawa!” kata sang managernya tuc. Beruntunglah Aang, walo dia kaya gitu tapi managernya masih belain dia. He..he..

Chord pernah 3 kali ikutan lomba. Dan pernah juga jadi Juara 1. “Bangga banget” itu komentar mereka. Singkat padat dan memuaskan. Sekarang-sekarang sic chord lebih memprioritaskan buat nyari Job. Dan mereka udah sering banget jadi guest star di event-event tasik. Dulu neeh, mereka emang “trima ada” Job-nya. Coz breaker tasik banyak, jadi yaa buat naek-in Popularitaslah. Tapi sekarang karena breaker tasik udah jarang and chord juga udah lumayan punya “nama”. So, mereka juga ga asal ambil Job. Job yang paling sering sic datengnnya dari Mayasari Plasa. Dan event yang menurut mereka paling “wah” waktu Penggalangan Dana buat korban Pantai Selatan yang terkena musibha Tsunami.

Soal latihan, mereka punya jadwal tetapnya 2 kali 1 minggu. Dulu hari selasa sama Jum’at, latihannya abis Ashar. Kadang-kadang malem mingu juga suka latihan jam 9 pe Midnight gitu. Tapi kemaren sempet ada perubahan jadi senin kamis, tapi katanya juga mau balik lagi jadi selasa jum’at. Duuh jadi puyeng bolak-nalik neeh. Mereka biasa latihan di Basecamp yang ada di JL.Tarumanagara depan SD.Pengadilan. Tapi kadang suka juga di sanggar yang ada di JL.Benda atau depan MEGA M kalau MEGA M udah Tutup. Secara MEGA M tuc deket rumah sang ketua. So, gampang kalo haus. Dulu sempet ada peraturan ketat banget. Kalau latihan ga boleh minum, ga boleh keluar tempat, matiin HP, pokoknya dijaga bener-bener sampe jam 06.00 sore. Tapi lewat jam itu boleh ko. Karna mereka latian sampe jam 08.00 malem. Tapi sekarang peraturannya ga ketat-ketat amat. Cuma HP off sic tetep. “So, buat yangn punya cowo di chord jangan curiga kalau lagijadwal latihan HP c doi off” kata managernya tuc. Ehm…ehm… sekarang juga peraturannya nambah lagi buat yang dateng telat, ko dateng telat di denda, dan itungannya per meit 100 perak. So, yang telat 1 jam pulang aja dec mahal lho bayarnya. He..he.. becanda. Oia, buat yang ga bawa sepatu juga didenda.

Chord kalo latian neeh mereka pada ngulik gerakan sendiri lho. Pernah sic mereka sekali dilatih sama salah satu anak breaker tasik juga tapi kesini-sininya mereka pada mandiri. Hebat yupz.. gerakan-gerakan yang jadi andelan chord tuc backflip-nya Hery, Windmilennya Yohan, and yang paling sering sic Combo alias bareng-bareng guyz. Kata manager pas ditanya soal kekompakan anak-anak chord katanya kalo dilapangan mereka saling support and emang kompak. Pokoknya siip dwec. Tapi kalo diluar yaa karna pada punya kesibukan sendiri jadi pada misah kali yee. Tapi kalo lagi kumpul-kumpul juga seru. Apalagi ketuanya Aang tea. Searching cewe muluu. He..he.. terus pas ditanya ama anak-anak chord juga jawaban mereka simple. “gimana Vivi” singkat padat dan nyontek kali yee. Nyontek manager maksudnya. Harapan mereka neeh mudah-mudahan chord kedepannya ada penerusnya dan maQn bagus. Mereka juga punya moto sendiri “profesi-profesi, privacy-privacy”. Siiplah.. pokonya Qta doain dec.. success yupz buat chordova. Chayo-lah!!

Nana, Journalist 261
SMAN 2 Tasikmalaya

Makin Kompak Menuju SKS

Laporan Perjalanan Study Lapangan SMAN 1 Ciamis ke SMAN 78 Jakarta

RENCANA penerapan Sistem Kredit Semester (SKS) di SMA Negeri 1 Ciamis yang akan dimulai pada tahun ajaran tahun 2008/2009 nanti, kini semakin serius disosialisasikan dan dipelajari oleh warga belajarnya.

Hal ini terbukti dengan dilaksanakanya kunjungan kerja Sekolah Katagori Mandiri (SKM) tersebut ke SMAN 78 Jakarta, satu-satunya sekolah di Indonesia yang sudah menggunakan SKS.

“Insya Allah tahun depan kita mulai launching SKM dengan menggunakan sistem ‘Moving Class’ pada siswa tahun ajaran 2008/2009” Ujar Kepala SMAN 1 Ciamis, Bapak Drs.Asep Ganda Sadikin. Ketika dimintai keterangan saat pemberangkatan.
Kunjungan sekolah permodelan yang bersumber dari dana RAPBS dan sering SKM dari pemda ini tidak tanggung-tanggungnya mengajak seluruh tenaga pengajarnya, mulai dari Komite Sekolah, tata usaha, guru, pengurus OSIS, sampai pada Pak Satpam dan pesuruh sekolah pun diajak.

Hal itu, menurut komite SMAN 1 Ciamis, R. Dida Yudhanegara, S.H bertujuan agar adanya kesamaan presepsi antar warga sekolah tentang Sekolah Katagori Mandiri dan kesiapan mereka dalam melaksanakan program SKS dan Moving Class.
Kegitan yang berlangsung selama dua hari itupun bisa dibilang syarat akan ilmu. Di SMAN 78 secara khusus mendapatkan materi dari Kepala Sekolah, para Wakasek dan tentu saja anak OSIS-nya tentang SKM dengan menggunakan sistem SKS.

Namun, karena kunjungannya bersamaan dengan kunjungan SMAN 10 Semarang yang juga pada tahun nanti akan menggunakan sistem SK, maka terpaksa tim studypun harus dibagi menjadi dua kelompok studi. Kurang lebih 3 jam melihat-lihat dan memeperhatikan secara langsung bagai mana susana sekolah dan proses pembelajarannya.
Saat pertamakali masuk ke lingkungan sekolah, langsung terasa atmosfer pembelajaran yang begitu unik dan menarik, sebab hampir sama dengan susana perkuliahan.

Biasanya guru yang harus pindah kelas untuk memberikan materi kepada siswa. Kini terbalik, menjadi siswa yang harus pindah kelas untuk mendapatkan materi dari guru. Misalnya saja, untuk mendapatkan materi dari guru Mata Pelajaran Geografi kita harus ke kelas Goegrafi dan begitu pula dengan pelajaran yang lainnya.


“Kita melihat kekurangan dan kelebihannya. Untuk mendapatkan gambaran bagai mana penerapan SKS yang nantinya akan dilaksanakan di sekolah” ujar Wakasek Humas, Bapak Drs. H. Asep Ganiwan.
Setelah merasa puas dan mendapatkan gambaran untuk diterapkan di sekolah pada saat pulang nanti, kunjungan pun dilanjutkan ke Dirjen Dikmen Depdiknas RI. Mereka berdialog langsung dengan Bapak Drs. Sungkowo selaku Direkorat Pembinaan SMA. Disana Mereka mendapatkan hal-hal baru tentang pendidikan. Bahkan saking asyiknya berdialog dengan Pak Sungkowo, kunjungan yang tadinya direncanakan hanya selama satu jam itupun menjadi tiga jam.

“Terlalu asyik berdialog dan menjawab berbagai macam pertanyaan yang begitu antusias, menjadi lupa waktu” ungkap Pak Sungkowo, sambil tertawa melihat jam tangannya ketika menutup pembicaraan.
Sore hari semua rombongan menuju Hotel Cipayung Asri dengan tujuan untuk melepas lelah. Namun semuanya tidak sesuai dengan yang dibayangkan dalam benak. Sesampainya di hotel, ternyata semuanya dituntut untuk membahas instrumen hasil pembelajaran kunjungan yang akan digunakan dalam belajar nanti di sekolah. Diskusi panelpun akhirnya dilaksanakan dengan membagi peserta menjadi beberapa kelompok. Dan setiap kelompok diwajibkan untuk mempresentasikan hasil studi pembelajaran di SMA 78 dan Dirjen.

Meskipun sudah lelah dan hawanya ingin istirahat, apa boleh buat keinginan itu harus dibuang jauh-jauh.
Malam harinya barulah mereka mendapatkan kesempatan untuk relaks. Kesempatan itu tidak tanggung-tanggung dimanfaatkan oleh para guru dan siswa untuk nyantai sesuai dengan keinginananya untuk menghilangkan penat. Ada yang berkaroke, joget tapi ada juga loh bapak guru yang tetap membuka laptopnya, mempelajari hasil presentasinya. Rajin banget. Besok harinya, meskipun hari Jum’at, kegiatan tetap berlanjut. Namun berbeda dengan hari sebelumnya. Hari itu semua peserta dituntut untuk mengikuti kegiatan outdoor yang dipandu oleh Tim Outbond. Dengan tujuan untuk dapat lebih mengenal secara individu di antara sesama warga SMANSACIS.

Peserta pun dibagi dalam beberapa kelompok, tidak terkecuali antara guru dan siswa. Berbagai macam permainan dilakukan. Seperti permainan beban dan tali yang di pandu oleh Pak Yohamir, gorila dan pepaya dan lain sebagainya. Namun permainan yang paling menarik dan mengocak perut adalah permainan mengisi air kedalam botol.
Semua kelompok diwajibkan mengisi botol yang diletakkan jauh dari kolam renang dengan memanfaatkan semua anggota badannya.

Namun hal itu tidak semudah yang dibayangkan karena harus melewati rintangan berupa korsi, ayunan dan meja yang disiapkan khusus. Ada peserta yang membawa air dari kolam dengan tangannya, namun ketika sampai airntya sudah habis diperjalanan, ada juga dengan menggunakan mulutnya namun tetap saja tidak sesuai dengan yang diharapkan. Sampai akhirnya ada peserta yang berinsiatip menggunakan pakaiannya untuk membawa air, dan akhirnya hal tersebut membuahkan hasil yang memuaskan.


Saat itu semua larut dalam permainan, yang memerlukan pemikiran dan kebersamaan untuk menyelesaikannya. Sangat terasa sekali kikatan persaudaraan antara warga SMANSACIS. Saling membantu dan begitu kompak. Sehingga mendapatkan pujian dari Pak Asep Eful, Pegawai Disdik Ciamis yang saat itu mewakili Kepala Dinas Pendidikan yang tidak bisa hadir membimbing.
“Saya tidak menyangka guru SMAN 1 Ciamis bergitu bergitu kompak dan saling membantu” imbuhnya.

Yatun R. Hasbullah SMAN 1 Ciamis

20 Januari 2008

Sewa Gedung untuk PB, Bisakah Setengah Harga?


SIAPA yang tak kenal Dadaha, pusat kebugaran warga Tasikmalaya. Berbagai akivitas olahraga berlangsung di sana. Ada tenis lapangan, bulutangkis, volly, sepakbola, atletik, dan lain-lain. Komite Olahraga Nasional Indonesia Tasikmalaya pun berkantor di kawasan itu.

Di sinilah tempat mangkal atlet-atlet berbakat. Sejarah telah mengukir nama besar Susi Susanti yang dibesarkan kawah candradimuka Dadaha. Pebulutangkis asal Tasikmalaya itu telah mengharumkan nama bangsa Indonesia di kancah mancanegara. Namanya pun diabadikan menjadi GOR bulutangkis di Dadaha. Sampai saat ini KONI Tasikmalaya terus berupaya melahirkan 'Susi Susanti' lainnya. Termasuk pula mengembangkan cabang olahraga lainnya.

Maman, pengelola sekaligus penjaga kantin menuturkan GOR Susi Susanti banyak dikunjungi atlet untuk latihan. Sederhana saja cara mengukurnya, kantin Maman banyak dikunjungi pula sebagai dampaknya.

Salah seorang asisten pelatih sebuah klub bulutangkis, Samsul yang telah berkecimpung sejak tahun 1980-an, menuturkan potensi atlet Tasik sangat baik. Namun yang masih jadi kendala, kata dia, adalah soal administrasi. Contohnya soal penyewaan lapangan untuk umum dan Persatuan Bulutangkis (PB).

"Saya harap pemerintah memberi dukungan penuh kepada atlet-atlet muda berbakat dalam cabang olahraga apa pun. Banyak atlet berbakat yang keluar karena beratnya masalah ekonomi mereka. Intinya bagi pengguna umum dan PB atau organisasi lainnya harus berbeda. Umpamanya bisa setengah harga," tuturnya saat ditemui tim Tedjo Tua di GOR Susi Susanti (20/1).

Tim 3 (Riza Faisal, Anjar Hardi P, Nuryamin, Novia, Tria, Eulis, Syefina)

Citizen Journalism gaya "Tedjo Tua"

TEDJO tua, patahan kata itu lahir dari perdebatan sengit. United Student Journalist of Art, itulah kepanjangannya. Komunitas itu lahir setelah workshop jurnalistik yang digelar Lingkar Studi Pemerintahan STISIP Tasikmalaya dan SK Priangan kelar, Ahad (20/1).

Sebelumnya ada beberapa nama yang ditawarkan. Di antaranya, Jourholic, Juventas, Jutek, Forum Penulis Pelajar dan Mahasiswa Tasikmalaya (FPPMT), dan Barudak Jurnalis Tasik (BJT). Namun akhirnya, peserta diklat sepakat memilih Tedjo Tua.
Jika dimaknai per kata. 'Tedjo' bisa merujuk pada sebuah nama warga biasa. Jelata. Sedangkan 'Tua', merupakan kata sifat yang menunjukkan usia.

Sepintas lalu, seperti tak ada hubungan dengan komunitas jurnalis. Namun, bila diendapkan ternyata bisa dimaknai mendalam dan menghujam.
Bukankah warga biasa menulis, merupakan semangat citizen journalism? Seorang Tedjo, yang jelata, ternyata punya ruang untuk menjadi seorang jurnalis. "Sedangkan tua, bisa diartikan kematangan," kata Bayu, salah seorang peserta diklat.

Kegiatan itu, menurut Ketua LSP STISIP Tasikmalaya, diupayakan akan menjadi agenda tahunan, bekerjasama dengan SK Priangan. Ia menuturkan, dalam diklat kemarin turut pula memberikan materi, Koordinator Tasik Corruption Watch (TCW), Dadih Abdulhadi, jurnalis muda Teguh Arifianto, Penulis Ranita Dewi dan Kelik.


Pembantu Ketua III Bidang Kemahasiswaan STISIP Tasikmalaya, Damay Rusli. S.Sos. MPd, berharap lahirnya komunitas penulis muda itu bisa efektif menjadi wadah kreativitas.

"Bahkan, mudah-mudahan menjadi ancang-ancang bagi STISIP untuk membuka jurusan Ilmu Komunikasi," katanya saat penutupan, mewakili Ketua STISIP Tasikmalaya, Dr. Popon Supriatna, M.Pd.

Tim 1 (Maharani, Delima, Listriyani, Puji, Intan, Santi, Cecep, Ismail)

19 Januari 2008

Sekadar Curhat: Tak Ada Alasan untuk Berhenti Menulis

SEJATINYA apabila kita telah mempunyai suatu kebiasaan yang baik, mesti kita pertahankan bahkan ditingkatkan lebih dalam. Baik dari segi kuantitasnya ataupun kualitasnya. Dalam kesempatan ini saya menyampaikan curahan hati (curhat). Curahan hati seorang siswa yang notabene adalah insan yang tengah mencari ilmu dan “berpetualang” mencari arti hidup dari pembelajaran yang ternyata tidak terpaku dalam sebuah ruangan yang lazim disebut kelas. Masih banyak “kelas” lain yang kebanyakan orang belum diikuti mata pelajarannya.

Katakan saja saya adalah seorang pelajar yang beruntung. Beruntung dalam artian diberi kekuatan dan kesempatan untuk mengekspresikan segala unek-unek dalam pikiran melalui sebuah goresan tulisan. Buah pikiran saya acap kali dituangkan secara gamblang, bebas, murni, orisinil, kritis namun terkadang agak blak-blakkan.
Aktif berkiprah menulis sejak menginjak sebuah masa di mana kata orang banyak masa-masa yang paling indah (SMA). Entah apa yang mendasari ada jargon yang berbunyi seperti itu. Mungkin “darah muda” yang menggebu-gebu mengenai percintaan yang pastinya menjadi sorotan. Tapi di sini kita tidak akan membahas mengenai itu. Bersyukur saya dibimbing oleh seorang guru yang begitu concern membimbing dalam hal tulis-menulis. Kebetulan guru pembimbing saya itu adalah seorang jurnalis. Di bawah bimbingannya alhamdulillah saya bisa menulis banyak hal. Meskipun tulisan saya masih jauh dari kesempurnaan.

Satu hal yang saya yakini, hal tersebut adalah sebuah proses. Dengan seringnya berlatih, belajar dan belajar tanpa henti. InsyaAllah segala sesuatu akan mencapai sebuah kesempurnaan dan keberhasilan. Akan tetapi waktu terus berlanjut sampai saya menginjak kelas 3. Di mana ketakutan saya muncul. Ketakutan di mana apabila kebiasaan dan hobi saya (menulis) sedikit demi sedikit menurun produktivitasnya.Terbukti dengan jarangnya saya menghasilkan sebuah tulisan. Baik tulisan yang dimuat di media ataupun tidak. Dengan alasan, sibuknya aktifitas saya di kelas 3 dalam persiapan menghadapi UN dan SPMB.


Akan tetapi setelah dipikir-pikir dan direnungkan, alasan itu tidak realistis dan terkesan agak naif. Begitu mudahnya kita menyalahkan status kita sebagai kelas 3 untuk berhenti menulis. Toh kita masih bisa memanage waktu. Misalnya di waktu senggang, kita manfaatkan untuk menulis. Kenapa bangsa kita belum bisa maju?

Ternyata salah satu faktornya adalah budaya baca dan menulis masih dianggap tabu dan jarang orang melakukannya.
Tidak seperti negara-negara maju seperti Jepang. Di Jepang orang begitu “lahap” membaca buku dan mengembangkan budaya menulis. Bahkan ada survei yang mengatakan rata-rata orang Jepang dalam sehari membaca lebih dari 5 buku yang berbeda. Artikel, opini, berita, essay, dan masih banyak lagi berbagai jenis tulisan. Diary pun bisa menjadi ajang yang baik dalam hal menulis. Bahkan dari sebuah diary atau catatan harian pun bisa menghasilkan uang. Seperti Radhitya Dika yang menjadikan diary dalam blognya sebuah buku, bahkan sampai 3 buku dihasilkan (Kambing Jantan, Cinta Brontosaurus, dan Radhitya Makan Kakus).

Yogi Achmad Fajar
SMA Al Muttaqin
www.gie-insanmuttaqin.blogspot.com

18 Januari 2008

Prof Dr der Soz (der Sozialwissenschaften), Drs (Doktorandus) Gumilar Rusliwa Somantri

LAGI-LAGI putra asli Tasik “berbicara” di kancah Nasional. Bukannya apa-apa, karena hal ini menunjukkan bahwa putra daerah tidak bisa dipandang sebelah mata. Salah seorang putra daerah asal Tasik berhasil terpilih menjadi Rektor Universitas terkemuka di Indonesia yaitu Universitas Indonesia (UI). Hal yang patut dibanggakan lagi sekaligus menjadi Rektor termuda di Indonesia.

Siapakah gerangan? Doi adalah Prof. DR. Gumilar Rusliwa Somantri. Di usianya yang baru 44 tahun menjadi pimpinan kampus bergengsi di Indonesia. 14 Agustus 2007 Doi dilantik sebagai Rektor Kampus biru tersebut. Berawal dari rasa bangga saya terhadap Gumilar, begitu sebutannya. Untuk itu mengajak pembaca mengetahui lebih jauh mengenai sosok Rektor termuda di Indonesia ini semasa kecil, remaja dan kuliah. Meskipun ringkas, mudah-mudahan bisa memotivasi kita semua.


Terlahir dengan nama Gumilar Rusliwa Somantri. Berasal dari pasangan percampuran dua tradisi. Ayahnya berasal dari keluarga religius berorientasi pendidikan dan berpikiran maju. Sedangkan Ibunya berasal dari tradisi pesantren. Lahir di kecamtan Indihiang, Tasikmalaya 44 tahun silam, Doi adalah anak ke 3 dari 7 bersaudara.

Sejak kecil Doi sudah dididik untuk belajar disiplin dan mandiri. Keseharian Doi ketika masa SD, setiap Subuh sudah dibangunkan Ayahnya untuk shalat dan mengaji di mesjid. Selanjutnya menimba air mengisi bak mandi, memberi ikan makan di kolam terletak dekat sawah, baru berangkat sekolah.

Hobinya waktu kecil adalah mendengarkan warta berita RRI Jakarta melalui radio transitor. Membaca buku dan koran tak luput dari hobi Doi. Semasa SMP, Gumilar tercatat sebagai penulis, aktivis, serta siswa teladan. Doi masuk SMP Negeri yang lokasinya sejauh 5 kilometer dari desanya. Dan Doi pulang-pergi berjalan kaki menuju sekolahnya.

Sebagai penulis, Doi aktif menulis karya sastra, puisi, cerpen, dan artikel untuk koran dan majalah (majalah anak-anak Kuncung dan Kucica, serta Koran Suara Karya dan Pikiran Rakyat). Karena tulisannya sering dimuat, Doi mendapat honor yang lumayan hasil dari tulisannya. Semasa SMP pun sudah belajar bekerja. Dengan menjadi guru les Matematika kepada siswa SD anak keluarga kaya di desanya.

Masih masa SMP, Doi terkenal aktif sebagai aktivis. Mulai dari Pramuka, PMR, pecinta alam, dan OSIS pernah Doi jalani. Tak tanggung-tanggung jabatan ketua pun disandang.
Juga, Doi menggagas pendirian majalah dinding (Mading) untuk sekolahnya. Bahkan yang menarik, Doi menitipkan barang dagangan di warung sekolah atau warung lain sepanjang perjalana menuju SMP.

Prestasinya pun tidak bisa dianggap biasa-biasa saja. Bisa dibilang sangat baik, selalu ranking tertinggi di kelas dan lulus SMP secara gemilang. Memasuki masa SMA, Gumilar remaja mulai “menampakkan taringnya”. Peran aktivis masih dilakoninya. Ketua OSIS, dan Ketua Pramuka pun kembali disandang di SMA.

Ketika akan kuliah, Doi mengikuti ujian saringan di UI. Hasilnya, Doi lulus diterima di UI. Ini merupakan hasil dari kerja kerasnya dalam belajar. Kuliah di UI, like dream come true. Doi hidup sebagai mahasiswa di asrama mahasiswa di Daksinapati Rawamangun.

Semasa kuliah pun, sebagai mahasiswa Doi semakin memperdalam kiprahnya dalam berorganisasi. Jabatan Wakil Ketua Senat Mahasiswa pun Doi sandang. Sejak kuliah S1 Doi selalu menggantungkan cita-cita melanjutkan sekolah ke luar negeri dan memperoleh gelar Doktor. Sekali lagi dengan kerja keras Doi berhasil mendapatkan S2 bahkan S3 di Jerman.

Semangat dan motivasi yang menggebu-gebu dari Doi membuatnya selalu berani mencoba dan mencoba. Serta tidak mau menyerah pada kegagalan. “Belajar dengan cepat tentang segala hal, berani mengambil keputusan, dan melihat jauh ke depan. Melekat dalam perjalanan hidup saya”. Tegas Gumilar yang dilansir dari Blog pribadi miliknya.

Yogi Ahmad Fajar
Q-Smart

Calon Model Calon Pengusaha

WHOOA....!!! Ada lagi nich bintang baru SMP Negeri 2 Tasikmalaya yang kini duduk di bangku kelas VIII, sebut saja “Bena”. Cowok imut penyuka warna hitam yang punya prestasi di dunia model ini terlahir dengan nama Bena Nur Setia Putra.

Putra dari pasangan Deded Rahmat Setiadi dan Ny. Teti Ruhaeti ini memang mempunyai bakat di dunia entertainment, terbukti ia keluar sebagai juara favorite dalam ajang Pemilihan Bintang Sinetron, Iklan dan TV se-Jawa Barat serta juara 3 Pemilihan Wajah Model 2007 yang dilaksanakan di Jatinangor Town Square pada bulan Nopember lalu.


Tidak pernah terbayangkan sebelumnya di benak cowok yang punya hobi basket dan karate ini bisa meraih juara favorit. Kalo gitu, sejak kapan kamu suka model, truz apa sich yang membuat kamu tertarik sama dunia model?, “ Saya suka model sejak SD. Karena model itu mengasyikan, terus bisa terkenal juga, he...he...he..”, kata penyuka akting Indra l. Brugmann ini.


Bena yang mendapat dukungan penuh dari keduaorangtuanya ini ternyata ikut kursus model di DENY’S MODELLING. Terus gimana nich cara kamu membagi waktu antara kursus model dengan sekolah?, “ kalo sekolah pagi latihannya siang, truz belajarnya malem. Pokoknya, antara sekolah dan model dikerjakannya harus seimbang’, tutur Bena. Selain itu, ada gax sih pelajaran yang paling kamu sukai?, “ Jelas ada dong, saya suka sekali dengan seni musik, pelajarannya seru! Gx bikin boring. Gurunya juga menyenangkan !”, ungkap Bena.


Cowok yang beralamat lengkap di Perum Sukarindik Indah blok A / 73 Rt 05/07 Indihiang Tasikmalaya, ternyata suka sekali nonton TV, “ Aku memang suka sekali nonton TV, terutama acara Empat Mata, ha..ha.. “.


Ngomong-ngomong nech, banyak lho orang-orang beranggapan bahwa kamu itu mirip Marcell Darwin. “ Ach, masa sich! Tapi enggak ah...., aku biasa aja kok!’, timpal cowok yang berzodiak Libra ini.


Penyuka nasi padang dan jus alpukat ini, ingin sekali menjadi pengusaha sekaligus artis. Waaaah....!! Cita-cita memang harus setinggi langit ya! Salut dech buat Bena. Eitts, tapi jangan lupa ya!! Meski udah dikenal banyak orang, tetep rendah diri ya Ben......okayz.


Intan, niNE
Nedutas Genial SMP Negeri 2 Tasikmalaya

13 Januari 2008

Nesatta Art Concert

FIUH! Akhirnya setelah beberapa hari tempo lalu kita melewati ujian semester yang melelahkan. Lalu disambung dengan Pekan Olah Raga Antar Kelas (PORAK), Nesatta menggelar sebuah acara yang memang sudah turun temurun setiap tahun. Apalagi kalau bukan "Nessata Art Concert", ajang kreativitas siswa.

Tiap kelas menampilkan kreasi untuk dilombakan. Lomba bazar khusus kelas 8. Sedangkan kelas 9 lomba band kelas dan operet. Acara yang digelar 27 Desember lalu itu berlangsung meriah. Momentum itu sekaligus menjadi kesempatan untuk reunian. Pasalnya, alumni SMPN 1 Tasikmalaya juga diundang.


Acara dibuka dengan cara yang unik oleh Kepala SMPN 1 Tasikmalaya, Dadang Yudhistira. Saat drum ditabuh sebagai pertanda pembukaan acara, sambutan tampak riuh. Apalagi kelompok band yang diusung para guru favorit, "Kangguru Band" langsung menggebrak. Sang Vokalis, Budi langsung menggoyang panggung. Apalagi saat "Kangguru Band" feat Yanyan membawakan lagu The Rock, bertajuk "Munajat Cinta".


Selain band dan operet, stan-stan bajar di sisi-sisi lapangan turut menyemarakkan suasana. Berjejer rapi, meja-meja yang digunakan untuk lomba bazar kelas 8. Banyak ragam yang dipamerkan. Termasuk makanan khas yang dijajakan dan dijual kepada warga sekolah dan alumni. Setiap kelas memanfaatkan keramaian itu untuk berpromosi, ada yang membagikan makanan gratis. Ada juga yang menyebarkan brosur.


Di penghujung acara, tibalah saat yang dinanti. Suasana agak tegang. Peserta lomba harap-harap cemas. Akhirnya, para pemenang diumumkan. Penampilan band terbaik diraih Kelas 9D yang membawakan lagu "Biarlah" dari Nidji dan "Saat Indah Bersamamu" milik Ungu.
Operet terbaik diboyong Kelas 9 G yang menampilkan "Purbasari". Dewan Juri menilai, operet itu pantas menjadi juara, lantaran sangat kental dengan tema kedaerahan. Sedangkan bazar paling kinclong, berhasil dibukukan Kelas 8G yang dinilai kreatif, karena promosi unik dalam brosur: bisa memesan makanan melalui SMS. Penampilan band Aljabar dan Black Shadow tampil sebagai penutup acara. Masih kental suasana ceria. Mereka menyuguhkan lagu-lagu beraliran rock.


Karina Rizkyta ANF (8G)
SMPN 1 Tasikmalaya

Kekerasan, No Way!

KEKERASAN di sekolah sudah bukan hal yang aneh lagi. Di Kota Tasikmalaya terbilang sering terdengar. Tempo lalu saja, ada korban di sebuah eskul Pecinta Alam SMKN 2 Tasikmalaya. Sang korban tampak trauma, saat dirawat di RSUD.

Menurut Busrol Karim, salah seorang aktivis mahasiswa STISIP Tasikmalaya, tindakan kekerasan sangat merugikan. Ia menyayangkan kekerasan bisa terjadi di lingkungan dunia pendidikan.

"Kekerasan tak boleh terjadi di sekolah," katanya saat ditemui tim reporter Saba Sakola di kampus STISIP, Sabtu (12/1). Seharusnya, kata dia, pembimbing selalu mengawasi dan membimbing eskul selama melakukan aktivitas, baik di dalam maupun di luar sekolah. Namun ia memaklumi, usia muda acapkali berada dalam kondisi labil. "Ada gedebur emosi untuk mendapatkan sesuatu, keinginan untuk memberontak," imbuhnya.


Kondisi lain yang memicu adalah faktor nafsu kuasa. Busrol mengungkapkan, para senior cenderung merasa lebih berkuasa ketimbang junior. Nafsu kuasa itu kadang-kadang diterjemahkan dengan kekerasan. Unjuk kekuasaan yang akhirnya menjadi tradisi saat ada inisiasi, prosesi masuk menjadi anggota organisasi.
Jalan keluarnya, kata dia, musti ada komitmen bersama antara lembaga sekolah, organisasi intra sekolah, dan eskul, agar tidak memberi peluang untuk praktik kekerasan. No kekerasan.

Fynesta (SMAN 2 Tasikmalaya)
Dea Sarah P (SMAN 2 Tasikmalaya)
Vian Sulastri (SMAN 3 Tasikmalaya)

Eskul, Ajang Balas Dendam?

KEKERASAN yang terjadi di eskul sekolah menjadi sorotan masyarakat. Peristiwa yang membuat korban musti dirawat di rumah sakit itu kembali terjadi. Orangtua siswa dan warga sekolah pun dibikin resah.

"Kekerasan di sekolah tak seharusnya terjadi," kata Erlan Suwarlan, S.Ip, dosen Pengantar Ilmu Sosial dan Pemerintahan. Ia memandang merekrut anggota suatu organisasi tidak mesti disertai dengan kekerasan, apa pun motifnya.


"Ada kecenderungan, kekerasan itu dipicu perasaan dendam. Maksudnya, boleh jadi bagus, yakni untuk menguji mental," ujarnya lagi. Tapi kalau kebablasan? bisa timbul masalah, kan?
Alumni SMAN 5, Teguh Arifianto juga berpandangan senada. Ia lebih menekankan pada sekolah untuk pembinaan eskul sangat penting. "Para pembina sebaiknya memberikan pemahaman pada anak didiknya dengan cara persuasif," katanya.

Jika langkah itu tidak dilakukan bisa terjadi kemungkinan buruk. Ironis, eskul yang mustinya menjadi wadah pengembangan potensi pelajar, kok dimanfaatkan untuk ajang balas dendam senior terhadap junior, dengan dalih melatih mental.
Akankah terus berlanjut dan mendarah daging?

Fergischa (SMAN 1 Tasikmalaya) Tina (SMAN 2 Tasikmalaya)

SMAN 1 Banjar Raih Penghargaan SK Priangan

SMA Negeri 1 Kota Banjar melalui mading EKSPRESIF tampil sebagai pemenang kategori umum (SMP-SMA) dalam Lomba Mading LAC ke-3 di Mayasari Plaza Tasikmalaya (10-11).

Mading Ekspresif mampu menyaingi keindahan artistik, kedalaman isi, dan variasi rubrik dari 31 peserta lomba mading lainnya.


Sementara juara kategori SMA dimenangkan TRI - FO dari SMAN 3 Kota Tasikmalaya. Kategori SMP dimenangkan mading GODINK dari SMPN 1 Tasikmalaya.
Sedangkan juara favorit diraih ATMOSPHERE dan SMP Negeri 2 Kota Tasikmalaya. Seluruh mading yang mengikuti lomba akan ditampilkan di SK Priangan.

12 Januari 2008

Setiap Siswa Punya Situs Pribadi

MERESPON kemudahan teknologi yang menunjang kegiatan belajar mengajar, SMA Al Muttaqin Tasikmalaya membudayakan e-learning melalui pembuatan situs pribadi para siswa dan guru.

Melalui situs pribadi tersebut, para siswa dapat mengaktualisasikan budaya baca dan budaya tulis, serta bagi guru bisa memberikan bahan ajar, tugas pelajaran, ataupun pengumuman nilai ulangan yang dapat dipantau darimanapun dan kapan saja.

"Situs pribadi merupakan salah satu moda pembelajaran yang sedang kami kembangkan di SMA Al Muttaqin. Setiap siswa wajib memiliki situs pribadi melalui halaman blogspot ataupun wordpress.com. Banyak nilai manfaat bisa diraih para siswa maupun guru. Salah satunya penumbuhkembangan budaya baca dan budaya tulis, serta budaya berbahasa " kata Ilam Maolani, M.Pd, Wakasek Kurikulum SMA Al Muttaqin.

Ditambahkan Ilam, situs pribadi sangat berbeda dengan kebiasaan para pelajar berselancar didunia maya saat ini semisal chatting atau FS (frendster). Sebab, dalam situs pribadi melalui blogspot atau wordpress, siswa akan terdorong kepada pempublikasian diri sebuah gagasan pribadi yang diwujudkan dalam bentuk tulisan.

"Melaui situs pribadi para siswa, kami bisa melihat tingkat kemampuan menulis, analisa gagasan, aktulaisasi ide-ide kreatif , serta kemampuan berbahasa asing para siswa. Jadi implementasi materi menulis di bahasa Indonesia, writing di bahasa Inggris, atau berfikir kritis di pelajaran Sosiologi, Sejarah, PPKn, dan pelajaran lainnya bisa terpantau. Selain itu, juga tak sedikit siswa yang curhat sebagai implementasi pelajaran BK/BP," jelas Ilam.

Siti Awaliyati Deliabilda, siswa kelas 10 merasakan adanya situs pribadi mendorong aktualisasi bakat menulis sekaligus memaksa dirinya untuk lebih banyak membaca. "Nggak mungkin bisa menulis dengan baik di situs pribadi, kalau kitanya jarang membaca," ujar siswi yang memiliki situs pribadi dengan alamat http://deliabilda-tiemuttaqin.blogspot.com.

Sementara itu, Yogi Ahmad Fajar kelas 12 dengan situs pribadinya http://gie-insanmuttaqin.blogspot.com merasa tertantang untuk mengungkapkan gagasan-gagasan segar. "Situs pribadi yang diwajibkan sekolah, menjadi tantangan bagi saya untuk benar-benar menghayati sejumlah pelajaran melalui budaya menulis," ujarnya bangga.

Hal senada diungkapkan juga Ilham Gemilang melalui situnya http://ilhamgemilang.blogspot.com. Ia membuat karya tulisnya sebagai ajang berlatih bahasa Inggris.

Sementara bagi guru sendiri, diterangkan Ilam, menjadi pendorong untuk lebih kreatif dalam memberikan bahan ajar. "Tak sedikit siswa lebih tahu duluan daripada guru. Makanya dengan e-learning guru dituntut lebih kreatif dan inovatif," ungkap Ilam.

Ilam menambahkan, saat ini guru kalau memberi intruksi tugas bisa melalui situs pribadinya seperti bisa dilihat di situs http://sekolahfavorit.blogspot.com , http://english-amq-link.blogspot.com atau http://gurupaismaalmuttaqin.blogspot.com. ***

11 Januari 2008

Cool, tapi Tidak Gaul

PERCAYA atau tidak, Bapak-bapak dan Ibu-ibu, anak-anak kalian menganggap kalian cool, lho!”Meski ayahku kadang menyebalkan, dia bisa cool juga,” ungkap seorang remaja pria usia 14 tahun asal Bandung.

Namun, banyak orang tua yang membutuhkam makeover. Lebih dari separuh remaja mengatakan bahwa ibu mereka sangat mengikuti fashion. Bagaimana dengan para Ayah? Ternyata ayah mereka tidak begitu mengerti soal fashion.

Penyebab para orang tua tidak memedulikan fashion mungkin karena mereka terlalu bekerja keras untuk menjamin kesejahteraan anak-anak mereka. Buktinya, lebih dari 90% remaja memberikan penilaian A atau B untuk kegigihan orang tua mereka dalam bekerja. Banyak remaja yang memberi tahu aku bahwa mereka memang menghargai kerja keras orang tua mereka, namun mereka juga mengharapkan orang tua memiliki waktu yang banyak untuk dihabiskan bersama keluarga.

Ketika aku melontarkan pertanyaan, apa yang akan mereka lakukan jika nanti telah menjadi orang tua, banyak remaja yang menjawab bahwa mereka hanya akan makan bersama anak-anak mereka, “Aku akan lebih banyak makan malam bersama keluargaku.” Tutur seorang remaja pria usia 15 tahun asal Bandung. Pendapat tersebut diamini oleh remaja pria usia 17 tahun asal Tasikmalaya,”Jika aku menjadi seorang ayah, aku akan makan bersama anakku dan menjemputnya dari sekolah.”

Di tengah semua kritik, keinginan dan kontradiksi yang berkembang, kebanyakan remaja menilai bahwa orang tua mereka telah berhasil melakukan perannya sebagai orang tua. Ada 76% ayah dan 83% ibu yang mendapat nilai A atau B untuk performa mereka sebagai orang tua, lebih hebat lagi, banyak remaja yang menyadari menjadi orang tua bukanlah hal yang mudah. Seorang remaja pria asal Kawalu, Tasikmalaya mengungkapkan bahwa survei ini membuat dia sadar akan pengorbanan dan kerja keras yang dilakukan orang tuanya selama ini. “Mereka telah memberikan yang terbaik dari apa yang mereka miliki.”

Dan itulah yang harus bisa dilakukan sebagai orang tua.

Siska-Nedutas Lover

Bicara Terbuka

SATU topik yang tampak sangat menyulitkan para orang tua adalah mendiskusikan seks dengan dengan anak-anak remaja mereka. Lebih dari sepertiga ibu,dan hampir separuh ayah, menpatkan nilai D atau E karena mereka tidak bisa mendiskusikan seks dengan anak-anak mereka.

“Kami tidak membicarakan seks karena tabu. Tapi menurutku itu salah, kalau saya menjadi orang tua nanti, saya akan memberi tahu soal seks yang benar seperti apa kepada anak saya. Gak usah ada rasa sungkan karena saya tidak mau anak saya nanti mengetahuinya dari orang lain, bukan dari orang tuanya,” ungkap seorang siswi Madrasah Aliyah di Tasikmalaya.”Jika aku ingin bertanya soal seks, aku akan mendatangi ibuku. Kalau ayah, dia akan berkata’Mmmmh,uh,tanya ibumu, deh!’ “

Padahal, tanpa mengetahuinya dari orang tua, para remaja bisa saja mencari informasi soal seks dari sumber lain dengan mudah, misalnya lewat internet, buku, majalah, bahkan film”biru”. Sayangnya informasi yang berdar itu belum tentu benar, bahkan kadang bisa menyesatkan. Daripada anak-anak remaja itu terjerumus dalam pergaulan bebas karena kurang mendapatkan informasi yang tepat soal seks, lebih baik orang tua menjelaskannya sejak dini, kan?

Meski begitu, orang tua lebih baik dalam berdiskusi soal obat-obatan terlarang. Hampir dua pertiga dari mereka menerima nilai A atau B karena memeberikan nasihat yang oke soal narkoba.

Siska Nedutas Lover

08 Januari 2008

Tekanan Orang Tua

PARA orang tua rata-rata mendapat nilai B untuk pertanyaan tentang memberi dorongan kepada anak-anak mereka tanpa bersikap terlalu memaksa, namun para remaja tetap saja protes. Menurut mereka, orang tua mereka terlalu khawatir dengan nilai-nilai pelajaran sekolah. “ Aku merasa Mama hanya mencintaiku jika aku mendapat nilai bagus,” tutur seorang gadis berusia 15 tahun asal Antapani, Bandung. Seorang remaja pria berusia 14 tahun dari Tasikmalaya berpendapat serupa, “ Dalam dunia moral ibuku, anak yang baik adalah yang memiliki prestasi akademik cemerlang, dan mendapatkan pekerjaan yang bergengsi.”

Bertolak belakang dengan tuntutan untuk berprestasi akademik yang gemilang, ibu dan ayah ternyata dinilai tidak baik dalam hal membantu pekerjaan rumah mereka. “ Ayahku tidak pernah membantuku dalam mengerjakan PR,” ujar seorang gadis berusia 12 tahun dari Tasikmalaya. Hanya sekitar 37% ayah dan ibu yang mendapat nilai A atau B dalam soal membantu PR.

Pak Syamsudin, guru Bimbingan dan Konseling di SMAN 3 Bandung berpendapat bahwa hal itu lebih banyak disebabkan oleh persoalan kemampuan, bukan kemauan. “Banyak orang tua sekarang ini yang tidak mengenyam pendidikan seperti anak-anak mereka,” katanya. “Bagi mereka, lebih mudah untuk membayar seorang guru les atau menyuruh anak mereka untuk mengikuti kelas remedial. Namun solusi praktis tetap dengan suruhan dan omelan.”

Para remaja rupanya menganggap orang tua mereka senang mengomel. Hanya setengah ayah dan ibu yang dinilai dapat memeberikan nasihat tanpa panjang lebar, atau membicarakan apapun tanpa emosi. “Ibuku tak henti mengomel sampai-sampai telingaku sakit,” ungkap seorang gadis usia 14 tahun dari Bandung. “Kadang aku sampai tertidur karenanya, dan begitu terbangun dia masih mengomel.”

Meski tujuh dari sepuluh orang tua mendapat nilai A atau B dalam hal kemauan mereka untuk menerima anak-anak mereka apa adanya, tetap saja para remaja itu berpendapat bahwa mereka merasa tertekan karena harus memenuhi harapan orang tua mereka. “Kedua orang tuaku sangat berhasrat untuk mengubahku menjadi lebih baik, namun sekuat apapun uasahaku, aku tidak mampu memenuhi keinginan ini,” tutur seorang remaja pria asal Tasikmalaya. “Mungkin dengan menerima anak-anak kalian apa adanya sama dengan memberikan kasih sayang.”

Komunikasi merupakan hal lain yang dikeluhakan para remaja.”Aku ingin orang tuaku mendengar keluh kesahku di tengah kesibukan mereka.” Tutur gadis asal Tasikmalaya.

Ada sekitar 16% remaja memberi nilai D atau bahkan F kepada orang tua mereka karena tidak mengetahui apa yang terjadi dalam kehidupan remaja mereka.” Ayahku gak tau apa-apa tentang life style. Keinginan serta kebutuhan remaja,” kata seorang remaja pria usia 16 tahun asal Tasikmalaya.

Siska Khairunnisa
Nedutas Lover

Mom and Dad Here Your Report

GUE pasti gak akan deg-degan and stress berat kayak gini menjelang pembagian raport kalo bonyok( ortu) gue gak terlalu heboh dan maksain gue supaya masuk IPA,” ungkap Pansy( nama samaran) gadis remaja usia 16 tahun asal Bandung. Sejak masa ujiannya selesai hingga hari pembagian raport, siswi kelas dua SMA itu selalui dihantui kekhawatiran dan rasa cemas yang berlebihan: “ gue yakin mereka akan meneliti setiap nilai yang tertera dalam raport. Kayak diinterogasi aja.”

Lain Pansy lain Draco (nama samaran juga), si ganteng kalem asal Tasikmalaya berujar, “Ah.. saya mah nyantei we. Khan saya atuh yang sekolahnya juga. Lamun Emak bermuram durja mah prinsip saya mah Hadapi dengan senyuman.Semua yang terjadi biarlah terjadi. Hadapi dengan tenang jiwa, semua akan baik-baik saja.Bila ketetapan Tuhan sudah ditetapkan, tetaplah sudah. Takkan ada yang bisa merubah dan takan bisa berubah. Relakan lah saja semua bahwa itu yang terbaik. Hehehehe…” sangat polos dan apa adanya memang.

Mengingat kegelisahan yang selalu dihadapi para remaja sebelum pembagian raport, maka aku memutuskan untuk memutarbalikkan keadaan, aku meminta lebih dari 30 remaja asal Kota Bandung dan Kota Tasikmalaya untuk menilai orang tua mereka, dengan penilaian ala raport. Kemampuan meliputi kemampuan orang tua menunjukan rasa sayang, berkomunikasi, dan memberikan kepada anak-anak soal seks dan narkoba. Aku pun mengajak ngobrol sejumlah remaja di kedua kota itu. Ini dia hasilnya.

Bukan hal aneh jika para ibu mendapat nilai keseluruhan yang lebih baik dibandingkan para ayah –terutama dalam hal mendengarkan dan mengerti keadaan anak-anak remaja mereka-. Para ayah juga kalah unggul dalam hal-hal kecil, seperti mengingat nama teman-teman anak-anak mereka. Di bandung dan Tasikmalaya, jumlah ibu yang memperoleh nilai tertinggi nilai A atau B untuk pertanyaan tersebut, hampir dua kali lebih banyak dibandingkan ayah. Yang paling parah adalah ayah di Bandung : hanya sekitar seperempatnya mendapat nilai A atau B.

Tapi jangan berkecil hati dulu. Bapak-bapak, Anak-anak remaja kalian berpendapat bahwa kalian lebih menghargai privasi mereka, memberikan lebih banyak kemandirian, dan memiliki rasa humor sedikit lebih tinggi dibandingkan para ibu, terutama di Tasikmalaya, 76% ayah di kota itu mendapatkan penilaian tertinggi untuk selera humor mereka. “ Ayahku merasa dirinya sangat kocak,” ujar seorang gadis berusia 13 tahun asal Kawalu,Tasikmalaya. “ Sebenernya sih iya, tapi aku gak pernah mau mengakuinya.”


Untuk hal kemandirian, seperti mengetahui apa yang terjadi dalam keseharian mereka. Penilaian yang diberikan semakin rendah seiring dengan bertambahnya usia remaja, karena mereka menuntut pengawasan yang tidak terlalu ketat. Namun remaja tetaplah remaja, dan akan selalu protes jika orang tua mereka terlalu campur tangan. “ Ayah! Aku udah gede, sekarang umurku 16 tahun. Ayah gak bisa donk terus-menerus mengekang aku!” kata seorang gadis yang duduk di kelas satu SMA di Tasikmalaya.


Siska Khairunnisa
Nedutas Lover

07 Januari 2008

Kemah Gabungan Eskul

EKSTRA kurikuler (Ekskul) SMP Negeri 2 Tasikmalaya telah mengakhiri program kegiatan di tahun 2007 dengan menyelenggarakan perkemahan gabungan ekskul. Acara perkemahan gabungan ini adalah sebagai realisasi dari keputusan bersama para anggota dan pembina ekskul untuk mengaplikasikan hasil pembinaan di masing-masing ekskul.

Menurut pembina kesiswaan SMP Negeri 2 Tasikmalaya, Drs. Tomi Budi Utama, acara gabungan ini ini sebagai wujud pembuktian hasil pembinaan sepanjang tahun 2007. “ Orientasi pembinaan kegiatan ekskul di SMP Negeri 2 Tasikmalaya diarahkan pada pembinaan kepribadian yang didalamnya menyangkut aspek kebersamaan, kemandirian, disiplin, kerja keras, dan sebagainya. Maka kegiatan perkemahan seperti ini adalah bagian dari aplikasi hasil binaan di ekskulnya masing-masing, pelaksanaannya lebih bernuansakan rekreatif serta pembelajaran dalam bentuk permainan “, ujar Tomi.

Acara perkemahan yang berlangsung selama tiga hari itu selain diisi dengan kegiatan yang harus diikuti bersama seluruh peserta juga ada acara khusus yang diselenggarakan oleh ekskul masing-masing seperti pemilihan pengurus baru, serah terima jabatan kepengurusan, demo ekskul.


Pembina OSIS, Dadi Agus Irawan, SPd, mengatakan, acara perkemahan gabungan ini akan terus diadakan setiap tahun. “ Tujuan diselenggarakannya acara ini adalah sebagai pembelajaran bagi para siswa khususnya tentang makna hidup mandiri. Kami berharap, semoga melalui kegiatan ini, mereka akan memperoleh pengalaman baru dalam hidupnya, “ kata Dadi. Hal yang sama dikemukakan Ilham Pamungkas, ketua panitia kemah gabungan, bahwa melalui kegiatan bersama ini diharapkan bisa meningkatkan kwalitas kepribadian. “ Banyak sekali manfaat dari acara perkemahan bersama ini, selain melatih fisik dan mental juga yang lebih utama adalah memupuk jiwa kebersamaan serta kekeluargaan antar anggota ekskul khususnya," ujar Ilham.


Acara kemah gabungan ini diantaranya wide game, lomba cepat tepat, olahraga dan kesenian, serta kegiatan bakti masyarakat. Pengamatan tim liputan Nedutas Genial, sebagian besar peserta kemah gabungan ini nampaknya belum pengalaman dalam perkemahan, hal ini bisa dimengerti karena dari 16 ekskul yang ada di SMP Negeri 2 Tasikmalaya ini yang sudah biasa melakukan perkemahan sebatas ekskul pramuka atau PMR, sehingga tidak heran begitu datang ke tempat perkemahan tidak sedikit peserta yang mengeluh, tapi begitu memasuki hari kedua mereka sudah mulai beradaptasi. Penyelenggaraan kemah gabungan itu sendiri berlangsung dengan sukses dan lancar sesuai jadwal acara yang telah direncanakan panitia. Adapun yang menjadi ekskul berprestasi dalam kegiatan ini adalah dari ekskul Tae kwon Do. Menurut panitia, ekskul berprestasi tahun ini akan menjadi penyelenggara perkemahan gabungan tahun depan.

Tim Liputan
Nedutas Genial
SMP Negeri 2 Tasikmalaya

Mau Mantap Masuk STAN?

SIAPA yang tak kenal STAN (Sekolah Tinggi Akuntansi Negara)? Yups, satu-satunya sekolah tinggi kedinasan yang pernah tercatat di rekor MURI (Museum Rekor Indonesia) sebagai PTN yang paling diminati dengan jumlah orang yang mendaftar mencapai 125.770 orang dan hanya diterima 2014 orang. Apa seh menariknya STAN? Selain kuliah gratis sekolah tinggi kedinasan ini berada dibawah naungan Depertemen Keuangan, kita kalo udah lulus bisa jadi PNS di Departemen Keuangan. Gak cuma itu kita dapet uang saku lho kalo udah tingkat 3, jadi tunggu apa lagi?

Mulai sekarang sobat saba harus siap-siap dunk, mau lebih mantap masuk STAN? Barudak KANDAGA (Kaluarga Nonoman Diploma Keuangan Asal Galuh) ngadain TO STAN lho..Spesial buat kamu yang pengen sukses dan ingin mantap pada USM (Ujian Saringan Masuk) STAN 2008 nanti. Dijamin gak bakal rugi nyicipin soal bikinan barudak KANDAGA dengan prediksi tes STAN 2008 nanti. Ok!!! Bayarnya cuman 12.500 perak lho (termasuk soft drink plus soal TO dan pembahasan) plus kamu bisa ketemu mahasiswa STAN dan nanya-nanya kiat masuk STAN. Diadakan tanggal 20 Januari nanti lho, tempat GGT Ciamis. Buruan daftar hubungi Farid (085223438182) dan Tami (085221126333).

Fitranty Adirestuty
SMAN 1 Ciamis

IMPRESI 40 Tahun, Smanda

EMPAT Puluh Tahun pohon yang kokoh nan besar itu berdiri diatas tanah sekolah tercinta kita,Empat puluh tahun sekolah tercinta kita mencetak 37 angkatan,empat puluh tahun lahir banyak cerita suka cita dari generasi ke generasi,tidak hanya itu selama empat puluh tahun kita berjuang untuk sebuah prestasi sekolah tercinta kita.

Selama seminggu penuh kita warga SMA Negeri 2 merayakan ulang tahun yang ke 40. SMANDA 40 anniversary dan Lustrum ke 8 tema yang diambil dalam rangka perayaan HUT SMANDA. Perayaan kali ini sangat berbeda dengan
sebelumnya. Lebih meriah, spektakuler dan gegap gempita. Soalnya pada HUT kali ini pihak sekolah menambah alokasi waktu untuk perayaan HUT SMANDA. Alokasi waktupun menjadi satu minggu, dimuali sejak tanggal 23 Desember sampai 29 Desember.

Pastinya dengan penambahan alokasi waktu tersebut membuat siswa menjadi lebih kreatif dalam menyelenggarakan berbagai acara. Dengan jumlah siswa yang begitu banyak otomatis terdapat beribu ide untuk lebih memeriahkan perayaan HUT kali ini. Dan tentunya tak terlepas dari andil yang besar serta keikutsertaan peran alumni yang terjun langsung membantu perayaan kali ini. Hasilnya pun tak dapat diragukan lagi. Berbagai tamu undangan
dari alumni yang telah mengukir sejarah baik di tingkat lokal, nasional hingga internasional ikut nimbrung pada perayaan HUT kali ini. Dan tak kalah serunya berbagai artis ibu kota terjun langsung untuk memeriahkan HUT kali ini, seperti Dicky Chandra dan NAIF.

Dimulai dengan adanya Gerak Jalan Santai Warga SMA Negeri 2 Tasikmlaya dengan segudang door prise mulai dari motor, komputer, tv dan alat elektronik lainnya yang diselenggarakan pada tanggal 23 Desember. Tak hanya itu, keberadaan stan pameran dari berbagai ekstrakurikuler dan program unggulan pun sangat beragam, kreatif dan inovatif. Sehingga membuat SMA Negeri 2 Tasikmalaya sebagai etalase pendidikan Kota Tasikmlaya.

Pada perayaan HUT tahun ini, materi pendidikan dan hiburan sangat seimbang. Sehingga pada 40 anniversary SMANDA ini berbaga macam orang entah dari golongan tua ataupun muda dapat bersatu dalam hegemoni suatu Keluarga Besar SMA Negeri 2 Tasikmalaya. Atmosfer yang terasa dalam perayaan HUT pun hanya ada satu asa. Yaitu optimisme menyambut SMANDA yang lebih maju lagi.

Tentunya dengan HUT
ke 40 SMA Negeri 2 Tasikmalaya menjadi tolak ukur seluruh warga SMANDA untuk lebih maju lagi dalam segala bidang dan dapat mengukir prestasi di berbagai macam bidang. At last Happy Birthday SMANDA!! Hope all the best for you....

Felysia Nurul & Citra Annesa
Journalist 261

The Peak Performance!

NGGAK salah lagi, akhir pekan kemarin adalah hari yang paling warga SMA Negeri 2 tunggu-tunggu. Thats why? Karena, di hari terakhir di acaranya Coming Home Alumni qta punya sejuta cita rasa musik dari berbagai nuansa. Ce-ile... disini di acara terakhir yang tempatnya berbeda, yang semula diadain di sekolah tercinta tapi diacara terakhir ini diadain di dadaha bertempat di GOR Sukapura.

Sejuta cita rasa musik dari berbagai nuansa ini awalnya digandrungi oleh siswa-siswi SMA Negeri 2 Tasikmalaya yang merupakan pemenang parade Band yang kita adain sebelumnya. Terus yang paling gokil adalah penampilan dari para alumni dari berbagai angkatan yang jelas tentu musik yang mereka bawakan khas dan berbeda. Mungkin sekedar nostalgia...kali ye!!


Nah..yang jelas kita tunggu-tunggu adalah guest star yang mmmh...siapa siy yang ngga tahu NAIF yang mengusung aliran musik rock era-80an yang digawangi oleh David,Emil,djarWo,dan Pupung menghipnotis habis warga SMA Negeri 2 untuk mengikuti alur musik mereka. So excited moment! Entah itu sibuknya panitia dan event organizer dalam mengurus schedule mereka, pihak keamanan yang sangat aware akan segala bahaya, hingga para siswa yang sibuk memilih kostum untuk mereka pakai pada acara hari-H. Dan enggak kalah sibuknya crew saba sakola Journalist 261 yang menyiapkan berbagai rencana dan strategi untuk bisa berbincang-bincang dengan mereka.


Alhasil enggak sia-sia, crew Saba Sakola Journalist 261 bisa mendampingi NAIF di seluruh schedule mereka. Dimulai acara penjemputan, lunch, on air di Art Radio, check sound di gor Sukapura hingga dinner mereka. Dan pas acara puncaknya, crew saba sakola bersama ekskul OIL (Otomotif Indies Land) berhasil mengarak NAIF keliling Kota Tasik menuju tempat pelaksanaan di GOR Sukapura Dadaha pada sabtu malam.

Dan tentunya setelah NAIF melantunkan hits-hits andalan mereka, semua warga SMANDA yang datang terhipnotis dengan alunan musik yang mereka bawa. Hingga tak terasa, badanpun semakin basah bermandikan keringat. Tua, muda, siswa, alumni hingga guru pun terlena dengan suasana yang sangat meriah. Keamananpun sangat aman, tidak ada kericuhan yang terjadi. Berbeda dengan konser musik pada umumnya.

Di tengah acara konser pun, David Vokalis NAIF berkomentar ”Gilaaa penontonnya tertib banget sekaligus meriah. Pokonya buat lo semua warga SMANDA, Happy Birthday yang ke-40 yaaa...”. Dan tak terasa malam pun semakin larut, tepat pukul 21.30 NAIF menutup acara dengan lagu andalan mereka Air dan Api. Semua warga SMANDA yang datang pun merasa satisfied banget atas ferformance yang telah disuguhkan NAIF untuk Ultah SMANDA ke 40.


Tanpa dukungan dan partisipasi dari alumni The Big Moment ini belum tentu bisa terlaksana. Sampai-sampai para alumni ini jungkir balik buat kesuksesan acara ini. Dan mereka berharap agar acara-acara seperti ini terus berkembang nantinya. Gimana nih,warga SMANDA? kemaren kan kita Cuma tepuk tangan tuh? Atas kesuksesan acara. Tahun depan siap dong buat terjun langsung?


Their Comment about Concert:

Mela : Waduhhh, meriah bangget euy... Pokonya buat SMANDA ma NAIF T-O-P B-G-T deh!!!

Iqlima : Gilaaa Man!!! Berkesan bangget, apalagi buat siswa kelas tiga neh... Unforgotable moment!!! Viva SMANDA....

Joey : Comment aku Cuma dua kata, GOKIL bangget......


Journalist 261 SMANDA Crew

03 Januari 2008

"Sapoe di Tatar Sunda" SMAN 1 Singaparna

SMAN 1 Singaparna kembali bikin acara. Setelah sukses menggelar 'Sapoe Di Tatar Sunda' tahun kemarin,pada hari Rabu,26 Desember lalu bertempat di lapangan utama SMAN1 Singaparna acara tersebut kembali dilaksanakan. Kali ini 'Sapoe Di Tatar Sunda Jilid 2' mengusung tema 'Imah Urang Tatanga Urang'.

Bila tahun kemarin hanya menggunakan adat istiadat Sunda, tahun sekarang makin meriah, lantaran menampilkan berbagai budaya di Indonesia. Acara yang sekaligus merupakan ujian semester mata pelajaran Seni Budaya bagi siswa-siswinya tersebut, disambut hangat. Tampak hadir tamu undangan seperti pers, beberapa kepala sekolah dan seniman di Kab. Tasikmalaya, Dinas Pendidikan, alumni, serta perwakilan sekolah, salah satunya dari SMAN 24 Bandung.

Setiap kelas menampilkan kreasinya. Ada yang mengatur latar, menari, stan makanan dan aransemen musik. Untuk kelas XII IA mempersiapkan latar rumah-rumah adat yang berbeda. Ada yang Betawi, Yogyakarta, Aceh, Bali dan Irian. Setiap siswa berpakaian adat daerah sesuai kesepakatan kelas masing-masing. Untuk kelas XII IS dan Bahasa menampilkan aransemen musik daerah sekaligus tariannya.

Khusus kelas XI baik IA,IS,maupun Bahasa mereka menampilkan tarian komunal berbagai daerah. Di antaranya dari Sulawesi, Irian, Batak, Banten, Padang dan Provinsi lainnya. Mereka menunjukan kebolehannya. Yang paling menyedot perhatian adalah kelas XI IA 4 yang menari khas Irian.Mereka berpakaian putih dihiasi dengan rubai-rumbai terbuat dari tali rapia, di samping memakai berbagai aksesoris khas Irian. Disamping itu kelas XI IS4 dengan tarian Bali yaitu tari Kecak, Reog Ponorogo oleh kelas XI IA3, serta tarian lainnya pun tak kalah menariknya.

Di samping itu terdapat juga tarian khas Aceh yaitu tari Saman yang ditampilkan oleh kelas XII IA 4 dilanjutkan dengan do'a bersama yang dipimpin oleh mantan ketua OSIS SMAN1 Singaparna, Diar Rosdayana, karena hari tersebut bertepatan denga tiga tahun peristiwa Tsunami di NAD.

Acara yang dipandu oleh H. Endang Solih dan Agus AW tersebut semakin meriah dengan adanya salah satu siswa bernama Anjil yang berpakaiaian ala Irian yang seringkali menemani mereka.Dengan gayanya yg khas semakin menambah semaraknya acara tersebut.
"Acara ieu manfaat pisan sabab tiasa ngalestarikeun budaya anu aya di tatar sunda jeung budaya sabunderunana,kum na mah budaya anu diwariskeun ku karuhun urang pikeun bangsa Indonesia, ulah nepika budaya asli urang teh direbut ku nagara batur" tutur Resti," siswA kelas XII IA 3 dengan menggunakan bahasa Sunda. memang pada hari itu seluruh siswa dan karyawan SMAN 1 Singaparna diwajibkan memakai bahasa Sunda.

Acara sempat terhenti sekitar pukul 11.30 karena dilaksanakan pembukaan aula serba guna SMAN 1Singaparna. Aula tersebut menghabiskan dana sekitar 1,5 Milyar. Setelah pengguntingan pita, aula dibuka oleh kepala Sekolah dan perwakilan dari Dinas Pendidikan Kab. Tasikmalaya. Ternyata di dalamnya telah disediakan beberapa stan makanan khas berbagai daerah di Indonesia yang disediakan secara cuma-cuma oleh siswa kelas X. Setelah terhenti sekitar setengah jam, acara 'Sapoe di Tatar Sunda Jilid 2' dilanjutkan kembali. Acara ini berakhir sekitar pukul 13.30 WIB.

Leti Andriani
SMAN 1 SINGAPARNA

01 Januari 2008

Merengek Pengen Perosotan

SUPRIADI, anak semata wayang yang maish berumur sekitar 7 tahunan ini hidup berkelana di kawasan Dadaha tanpa rawatan dan kasih saying orang tuanya. Entah bagaimana historis kehidupannya. Yang jelas, kini dia hidup sendiri, mengikuti hembusan angin yang membuatnya bergerak tak pasti. Tanpa tujuan jelas.

Dadaha adalah tempat yang mempertemukan kami bertiga. Dia datang menghampiri kami seraya berkata, “Ukeun teh!”

Saat itu juga, senda gurau kami terhenti ketika mendengar lantunan lagu ngilu serta raut wajah polos Supriadi yang menunjukan sebuah kepedihan. Nurani bergetar. Kami tak kuasa menahan iba. Kehadiran Supriadi di hadapan kami seolah memberikan peluang inspirasi kami.

The opportunity just will come at the first, not to second
. Kalimat itu melintas di benak kami berdua. Pembelajaran tentang kejurnalisan yang dulu sempat kami ikuti, kami praktikan di sini. Beberapa hal mendasar kami tanyakan kepada sosok mungil itu.
Kehidupannya tidak seindah dunia kita. Sejak kecil, ia sudah sendirian di tepi jalan Dadaha. Setiap hari, ia makan dengan harapan uluran tangan. Baju hijau yan ia kenakan adalah satu-satunya baju yang ia miliki.

“Bajunya dicuci sendiri, diditu. Eueu di Di Pancasila.” Suaranya semakin melemah. Sebuah tanda tanya besar bagi kami. Tadinya, ingin sekali kami mengulik lebih jauh. Tapi, melihat matanya sudah berkaca-kaca dan kami takut menjadi beban psikologis buat dia, akhirnya kami menyakan hal lain.
Sama dengan anak-anak yang kurang beruntung untuk mengenyam pendidikan. Ingin sekolah. Kami jadi terenyuh, bercermin pada diri sendiri yang kadang menyia-nyiakan kesempatan untuk belajar. Saat ditanya tentang cita-citanya, dia mengungkapkan bahwa dia ingin menjadi pedagang hp (handphone-red) karena menurut dia, menjadi penjual hp akan membuat dia
banyak uang.

Ketika kami mencatat perkataannya, sambil sedikit merengek, dia mengungkapkan keinginannya untuk bisa bermain seluncuran yang menjadi salah satu wahana bermain anak-anak di pesta rakyat. Kami tanya alasannya mengapa dia belum mewujudkan keinginan jangka pendeknya itu. “Abi teu gaduh acis, da kedah gaduh 10 rebu heula!”
Mendengar rengekan itu, kami jadi teringat akan sikap kami yang begitu manja saat keinginan harus mereka wujudkan. Padahal, dia, seorang manusia kecil, begitu sulitnya mewujudkan keinginannya yang hanya ingin bermain perosotan.

Ngilu hati ini. Sebuah pembelajaran baru untuk kehidupan kami. Kemandirian yang belum sama sekali kami sentuh, ternyata seorang anak lugu tak beralas kaki yang meluluhkannya.
Sosok Supriadi merupakan salah satu potret anak bangsa yang kurang beruntung. Dia butuh uluran tangan orang-orang dermawan. Butuh perlindungan, merindukan kasih sayang. Coba buka mata kita. Wujudkan Indonesia 2015 yang jauh dari kemiskinan dan kebodohan! Merdeka!

S. A. Deliabilda & Depania N. Saqiena
deliabilda-tiemuttaqin.blospot.com &
mojang-ciawi.blogspot.com
SMA Al Muttaqin